Bagaimana cara membedakan psikosomatis dengan penyakit fisik umum?

Ciri-ciri psikosomatis dapat kita ketahui dengan adanya keluhan gejala fisik yang beragam, antara lain ; nyeri atau tidak nyaman di bagian tubuh tertentu, pencernaan yang kurang nyaman. Bahkan sebagian orang sampai rasa nyeri saat berhubungan seks juga bisa saja berakar dari masalah emosi atau psikis.

Keluhan semacam itu bisa berlangsung lama dan berulang serta berganti atau berpindah lokasi pada bagian tubuh, dan memang bisa sangat mengganggu sehingga wajar jika penderita seringkali bolak-balik memeriksakan diri ke dokter.

Orang yang mengalami psikosomatik mungkin akan sulit membedakan apakah ia mengalami psikosomatis atau gangguan organis biasa, apalagi jika akar masalahnya yaitu emosi atau pikiran yang umumnya tidak disadari.

Cara paling mudah dan akurat untuk mengetahui apakah suatu penyakit adalah psikosomatis atau sakit biasa adalah dengan hypnosis. Pikiran bawah sadar tahu apa yang terjadi pada diri kita. Hypnotherapist bisa bertanya langsung ke pikiran bawah sadar kamu.

Namun, saran kami: kalau anda sakit fisik, tetaplah periksa ke dokter. Kalau setelah pemeriksaan secara medis tidak ditemukan adanya penyebab fisik, maka kemungkinan besar anda mengalami psikosomatis.

Begitu pula kalau penyakit-penyakit ringan yang seringkali kambuh seolah tak ada hentinya. Kemungkinan anda mengalami psikosomatik.

Mengatasi Psikosomatik

Gejala psikosomatis bisa saja berkurang dengan obat-obatan semisal penahan rasa sakit. Namun itu hanya menahan sementara, dan gejala penyakit akan muncul kembali berulang-ulang, dan kadang dalam bentuk yang berbeda-beda. Obat-obatan hanya menangani gejala. Selama penyebabnya (program pikiran dan emosi negatif) masih ada, gejala penyakit akan terus timbul.

Maka dari itu kamu membutuhkan terapi psikosomatik, satu-satunya solusi yang kami tahu paling cepat untuk menyembuhkan psikosomatis.

Bagi psikoterapis, menyembuhkan psikosomatis bukanlah hal yang rumit. Pasien akan memasuki kondisi untuk menemukan akar masalah dan kemudian membereskannya.

Jika masalahnya adalah program pikiran yang keliru, misalkan berkaitan dengan sistem kepercayaan, salah paham dan sebagainya, maka selanjutnya re-edukasi atau pembelajaran ulang agar klien mempunyai pikiran yang benar dan keyakinan baru yang positif.

Sedangkan bila sebabnya adalah emosi negatif, seperti depresi, kecewa dan rasa bersalah, maka hipnoterapis membimbing pikiran bawah sadar untuk menyadari masa lalu sebagai sebuah pelajaran, menerima dirinya sepenuhnya, dan berbahagia dengan kondisi saat ini.